Mediajogja.my.id – Sebuah fakta baru terungkap dari hasil penyelidikan tewasnya tiga sandera yang tersebut merupakan warga negeri Israel di sebuah penyergapan pada 10 Desember 2023 silam yang diadakan tentara negara zion tersebut.
Berdasarkan laporan yang dimaksud dibuat, Tentara negeri Israel mengabaikan teriakan minta tolong dari para sandera pada Bahasa Ibrani. Namun Tentara tanah Israel menganggap hal itu sebagai upaya tipuan yang tersebut diadakan organisasi Hamas agar mereka itu masuk ke pada gedung di dalam Distrik Shejaiya, Daerah Perkotaan Gaza.
“Para tentara juga mendengar teriakan ‘sandera’ pada bahasa Ibrani pada 10 Desember, namun menafsirkannya sebagai ‘upaya penggelapan teroris’ oleh militan kelompok Hamas untuk memikat mereka ke pada gedung di dalam distrik Shejaiya di area Pusat Kota Gaza,” menurut hasil penyelidikan yang disebutkan yang mana diterbitkan, Kamis (28/12/2023) waktu setempat seperti disitir Alarabiya.
“Para sandera kemungkinan juga melarikan diri dari gedung tersebut, kemudian pada tanggal 15 Desember tentara negeri Israel menembak merek pasca salah mengidentifikasi dia sebagai ancaman,” kata penyelidikan.
Dalam perkembangan tersebut, dua sandera tewas di tempat tempat. Sedangkan, sandera ketiga melarikan diri serta pada waktu itu tentara diperintahkan menahan tembakan untuk mengidentifikasinya.
Masih menurut laporan tersebut, Komandan Tentara negeri Israel sempat meminta-minta sandera yang digunakan masih hidup untuk maju ke arah tentara.
Namun, dua tentara yang dimaksud bukan mendengar perintah tersebut, lantaran kebisingan dari tank yang tersebut berada dalam dekatnya, malah menembak sandera yang disebutkan hingga tewas.
Ketiga sandera yang ditembak tersebut, semuanya bertelanjang dada lalu salah satunya menghadirkan bendera putih. Pada 14 Desember 2023, sebuah drone tentara mengidentifikasi tanda-tanda ‘SOS’ dan juga ‘bantuan, tiga sandera’ di tempat gedung dekat tempat ketiga sandera ditembak.
“Tentara ‘gagal di misinya menyelamatkan para sandera di kejadian ini,'” kata Panglima militer Herzi Halevi pada sebuah pernyataan yang mana diterbitkan dengan dengan laporan penyelidikan.
Menurutnya, seharusnya perkembangan penembakan terhadap ketiga sandera yang disebutkan bisa jadi dicegah.
Setelah pembunuhan para sandera diumumkan, Pertama Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan duka mendalam menghadapi terjadinya perkembangan tersebut.
“Hal itu ‘menghancurkan hati saya’ kemudian ‘menghancurkan hati seluruh bangsa,” katanya.
Tiga sandera yang dimaksud ditembak tentara negeri Israel yang dimaksud diidentifikasi bernama Yotam Haim, Alon Shamriz kemudian Samer El-Talalqa.
Pembunuhan terhadap ketiga sandera pria tersebut, memicu mengecam pada Tel Aviv. Demonstran menuntut pihak yang dimaksud berwenang menciptakan rencana baru untuk memulangkan 129 sandera yang digunakan masih ditahan di dalam Jalur Gaza.